Pemko dan MUI Binjai Pelajari Program Islamic Center dan Penerimaan Zakat di Kota Dumai

Walikota Binjai, Drs H Amir Hamzah MAP, Walikota Dumai, H Paisal SKM MARS, Sekdako Binjai, H Irwansyah SSos, Sekdako Dumai, H Indra Gunawan SIP MSi, Ketua MUI Kota Binjai, Dr HM Jamil Siahaan MA, Ketua MUI Kota Dumai, Drs H Zakaria MPdI, dan Inspektu
MUInews | Dumai - Walikota Binjai Drs H Amir Hamzah MAP, didampingi Sekdako Binjai, yang juga Ketua LPTQ Kota Binjai, H Irwansyah SSos, Ketua MUI Kota Binjai, Dr HM Jamil Siahaan MA, Ketua IPQOH Kota Binjai, HM Yusuf SH, Ketua DMI Sumatera Utara, H Drs Irhamsyah Siregar MA, sejumlah pimpinan OPD, dan unsur pengurus MUI Kota Binjai, menggelar kunjungan kerja ke Kota Dumai, Riau, Jumat (14/01/2022).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian studi banding Pemerintah Kota Binjai dan MUI Kota Binjai dalam upaya mempelajari program pengembangan Islamic Center dan pengelolaan zakat di Kota Dumai.
Kehadiran Walikota Binjai, Drs H Amir Hamzah MAP, beserta rombongan, disambut hangat Walikota Dumai, H Paisal SKM MARS, Sekdako Dumai, H Indra Gunawan SIP MSi, dan Ketua MUI Kota Dumai, Drs H Zakaria, dalam pertemuan sederhana di Aula Rumah Dinas Walikota Dumai.
"Hari ini kami merasa sangat terhormat karena kedatangan tamu istimewa dari Kota Binjai, daerah tempat saya dibesarkan. Mudah-mudahan pertemuan silaturahmi ini memberikan keberkahan bagi kita bersama," ungkap Paisal.
Dijelaskannya, Dumai merupakan kota terbesar di Indonesia dengan luas mencapai 172.700 hektare. Dari sisi etnografis, Kota Dumai dihuni oleh 18 suku dan penganut lima agama.
Dari sisi pendapatan, Kota Dumai menjadi daerah dengan APBD terkecil di Riau, dimana aktivitas ekonomi masyarakatnya sebagian besar terpusat pada sektor perdagangan, jasa, serta industri migas dan nonmigas.
Diakui Paisal, Pemerintah Kota Dumai di masa kepemimpinannya ini menjalankan visi "Dumai Berkhidmat" dalam upaya mewujudkan Dumai Kota Idaman.
Adapun misi yang dijalankan meliputi berbagai aspek, antara lain khidmat kesehatan, khidmat pendidikan, khidmat infrastruktur, khidmat birokrasi, khidmat kebersihan, khidmat penerangan, serta khidmat sosial-ekonomi.
"Meskipun untuk mewujudkan seluruh program tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan, namun kami tetap berupaya maksimal seluruh program yang dicanangkan tadi dapat berjalan optimal," terang Paisal.
Khusus penerimaan zakat yang dikelola dan disalurkan melalui BAZNAS Kota Dumai, dia menyatakan dalam setahun dapat terkumpul dana zakat senilai Rp 7 miliar. Dana tersebut sebagian besar terhimpun dari zakat profesi para ASN dan pejabat daerah.
Sedangkan terkait pengembangan Dumai Islamic Center, menurut Paisal, program yang terlaksana atas kolaborasi Pemerintah Kota Dumai dengan 140 perusahaan di Kota Dumai melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) atau Corporate Social Responsibility (CSR).
"Untuk program Dumai Islamic Center sendiri saat ini proyek tersebut sedang dikerjakan. InsyaAllah, sebelum Ramadan tahun ini Dumai Islamic Center sudah dapat dioperasikan," ujarnya.
Sementara itu, Walikota Binjai, Drs H Amir Hamzah MAP, mengakui, kedatangan pihaknya beserta rombongan pengurus MUI Kota Binjai merupakan upaya menunaikan janji kampanye guna mewujudkan visi menjadikan Binjai Kota maju, relijius, dan berbudaya, melalui pembangunan Binjai Islamic Center.
Menurut Amir, Pemerintah Kota Binjai saat ini telah merencanakan peletakan batu pertama pembangunan Komplek Islamic Center di Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur, Juni nanti, dimana konsep dan arsitektur bangunannya sudah disiapkan.
Menyikapi penerimaan dan pengelolaan zakat, dia mengaku salut dengan Pemerintah dan BAZNAS Kota Dumai. Sebab untuk Kota Binjai sendiri penerimaan zakat baru mencapai Rp 8 juta per bulan. Padahal potensi penerimaan zakat profesi perorangan, terkhusus dari para ASN dan pejabat daerah, relatif besar.
"Saya kaget, karena Kota Dumai punya hasil zakat mencapai Rp 7 miliar per tahun. Padahal jumlah pegawainya lebih sedikit dari Kota Binjai," ujar Amir.
Beruntung menurutnya, pada Desember 2021 lalu penerimaan zakat di Kota Binjai mengalami tren peningkatan yang signifikan, yakni Rp 150 juta per bulan.
"Karena itu kita akan terus berupaya menggenjot penerimaan zakat perorangan di Kota Binjai, terutama dari pegawai dan pejabat daerah. InsyaAllah, jika zakat dari semua pegawai terkumpul maka target zakat Kota Binjai untuk tahun ini sebesar Rp 5 miliar akan dapat terpenuhi," seru Amir.
Pada momentum ini pula, dia turut mengajak Walikota Dumai, H Paisal SKM MARS, beserta para pimpinan OPD, dan unsur pengurus MUI Kota Dumai untuk berbalik bertandang ke Kota Binjai, serta mengundang hadir pada resepsi peletakan batu pertama pembangunan Komplek Binjai Islamic Center.
"Dari hasil kunjungan ini, InsyaAllah kami akan terapkan konsep ATM, yakni Amati, Tiru, dan Modifikasi, yang tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan Kota Binjai," terang Amir.
Di kesempatan tersebut, Ketua MUI Kota Binjai Dr HM Jamil Siahaan MA, sangat berharap pertemuan ini semakin mempererat hubungan silaturahmi antara Pemerintah dan MUI Kota Binjai dengan Pemerintah dan MUI Kota Dumai, serta mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Taala.
Untuk program unggulan MUI Kota Binjai sendiri, dia mengakui, saat ini telah berjalan proses pengkaderan para calon mubalig melalui Pendidikan Tinggi Kader Ulama (PTKU) yang telah memasuki angkatan ketiga.
Selain itu pada tahun ini pula MUI Kotta Binjai juga bersiap mendirikan dan mengoperasikan Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Unggulan, yang akan disinkronisasikan dengan PTKU.
"Alhamdulillah, di 2022 ini Pemerintah Kota Binjai membantu alokasi anggaran sebesar Rp 1,5 miliar untuk pembangunan gedung MA dan MTs Unggulan MUI Kota Binjai. Sebagai timbal baliknya, MUI Kota Binjai juga turut menyumbangkan material untuk pembangunan Komplek Binjai Islamic Center," sebut Jamil.
Sebaliknya, Ketua MUI Kota Dumai, Drs H Zakaria MPdI, mengaku pihaknya sangat tertarik mengembangkan program pengkaderan calon ulama melalui operasionalisasi PTKU, seperti yang dilaksanakan MUI Kota Binjai.
Apalagi selama ini pengkaderan calon ulama yang dilaksanakan MUI Kota Dumai tidak dilakukan sendiri melainkan kelanjutan dari program pengkaderan calon ulama MUI Provinsi Riau.
"Selama ini program yang kami jalankan berhubungan langsung dengan peningkatan kualitas mubalig demi mendukung peningkatan kapasitas dan kualitas ulama, khususnya di wilayah pinggiran kota dan pesisir. Tentunya pengkaderan calon ulama akan mampu mengoptimalkan program MUI Kota Dumai," ungkap Zakaria.
Editor :Yefrizal