Psikolog Irene Suharsisti Ajak Ibu Berani Menyuarakan Isi Hati dengan Lembut di Workshop MUI Riau

Psikolog Irene Prakikih Suharsisti, M.Psi., Psikolog memberikan materi di workshop Komisi PPRK MUI Riau.
PEKANBARU — Suasana hangat di workshop MUI Riau yang dipenuhi para ibu, mahasiswa, dan tokoh masyarakat, adat dan Ormas Islam ketika Psikolog Irene Prakikih Suharsisti, M.Psi., Psikolog, tampil membawakan materi bertajuk “Berani Menyuarakan Isi Hati: Seni Komunikasi Asertif bagi Ibu Masa Kini”, Sabtu (19/10/2025) di Pekanbaru.
Dalam paparannya, Irene menegaskan pentingnya kemampuan komunikasi yang asertif bagi para ibu agar dapat mengekspresikan perasaan dengan tenang tanpa melukai pihak lain.
“Ketika seorang ibu mampu menyampaikan isi hatinya dengan lembut dan jelas, ia bukan hanya menenangkan dirinya, tetapi juga menumbuhkan suasana damai di rumah,” ujar Irene di hadapan peserta.
Menurutnya, banyak ibu yang kerap menahan emosi karena takut dianggap cerewet atau menyinggung orang lain. Hal itu, kata Irene, justru menimbulkan stres dan kesalahpahaman dalam keluarga.
“Komunikasi yang baik adalah bentuk kemanfaatan. Jika ibu tidak berani berbicara dengan cara sehat, maka emosi akan terpendam dan berdampak pada keharmonisan rumah tangga,” lanjutnya.
Dalam sesi interaktif, Irene memperkenalkan konsep komunikasi asertif melalui contoh-contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari. Ia membandingkan gaya pasif, agresif, dan asertif dengan kalimat praktis, seperti ketika anak menolak membantu pekerjaan rumah.
“Asertif bukan berarti keras, tapi jelas dan penuh penghargaan. Katakan misalnya, ‘Ibu butuh bantuanmu mencuci piring sekarang supaya kita bisa istirahat sama-sama.’ Kalimat ini menenangkan namun tegas,” jelasnya.
Irene juga memperkenalkan teknik “3L + 1S”, yaitu lihat situasi, latih napas dan nada suara, lembutkan kata, serta senyum.
Menurutnya, teknik ini efektif melatih ketenangan dalam berbicara. Ia menambahkan bahwa dalam perspektif Islam, komunikasi yang baik merupakan cerminan dari keluarga yang menjadi “madrasah pertama” bagi anak.
“Asertif adalah bentuk syukur atas kemampuan berpikir dan berperasaan. Bukan siapa yang paling keras, tetapi siapa yang paling bijak dalam menyampaikan isi hati,” ucap Irene menutup sesi dengan senyum.
Acara yang berlangsung selama dua jam ini berlangsung penuh antusiasme. Para peserta, termasuk mahasiswa dan perwakilan ormas perempuan, tampak aktif bertanya dan berbagi pengalaman.
Ketua MUI Riau Prof. Ilyas Husti menyambut baik kegiatan tersebut dan berharap nilai-nilai komunikasi Islami bisa terus diterapkan dalam keluarga.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum MUI Riau Prof. KH Ilyas Husti, MA, Sekretaris MUI, Kakan MUI Riau, serta perwakilan BEM UIN Suska, UIR, ormas Islam, LAM Riau, dan tokoh masyarakat
Acara ini menjadi bagian dari upaya MUI Riau dan lembaga pendidikan di Pekanbaru untuk memperkuat peran ibu sebagai pendidik emosional dan spiritual dalam rumah tangga menjadi sosok lembut, namun kuat dalam menjaga harmoni keluarga dan masyarakat.
Editor :Yefrizal