Diklat Jurnalistik MUI Riau: Wartawan Gen Z Siap Cuan di Era 5.0
mahasiwa sangat antusias dalam mengikuti diklat yang di adakan di MUI RIAU
PEKANBARU — Semangat baru dunia pers tampak jelas di ruang auditorium Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau, Jalan Jenderal Sudirman, tepat di samping RS Awal Bros Sudirman. Pada Selasa (28/10) pukul 11.52 WIB, MUI Riau menggelar Diklat Jurnalistik yang menghadirkan suasana akademik sekaligus inspiratif.
Kegiatan ini dipandu langsung oleh Bang Atan atau Yefrizal, selaku Humas MUI Riau, yang menegaskan pentingnya pemahaman jurnalis terhadap Kode Etik Jurnalistik dan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.
Dalam sambutannya, Yefrizal menyampaikan bahwa jurnalisme bukan sekadar pekerjaan mencari berita, melainkan profesi yang menuntut tanggung jawab moral, integritas, dan kepatuhan hukum.
“Jurnalis adalah penegak kebenaran di tengah derasnya arus informasi. Mereka wajib memahami dan mematuhi kode etik jurnalistik serta UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 agar tidak terjebak dalam praktik pemberitaan yang menyesatkan,” tegasnya di hadapan peserta diklat.
Diklat ini diikuti oleh tujuh mahasiswa yang berasal dari dua kampus besar di Riau, yakni Universitas Islam Riau (UIR) dan Institut Agama Islam Imsya (IAI IMSYA). Para peserta tampak antusias mengikuti materi yang disampaikan dengan gaya komunikatif dan kontekstual.
Salah satu peserta, Zafran, mahasiswa dari IAI IMSYA, menyampaikan pandangan menarik tentang peluang dunia jurnalistik di masa kini.
“Wartawan bisa menjadi peluang cuan di era 5.0, khususnya bagi generasi Z yang kreatif dan digital-minded. Dengan kemampuan menulis, berpikir kritis, dan memanfaatkan teknologi, jurnalis muda bisa berkiprah luas, bahkan di media digital independen,” ujar Zafran yang disambut tepuk tangan peserta lainnya.
Selain memperdalam teori jurnalistik, kegiatan ini juga menekankan aspek praktik liputan lapangan, penulisan berita berimbang, dan teknik wawancara cepat (door stop). Yefrizal menilai bahwa kompetensi jurnalis muda harus terus diasah agar tidak hanya cepat memberitakan, tetapi juga tepat dan akurat.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi refleksi dan diskusi terbuka tentang tantangan pers di era disrupsi digital. Menurut panitia, diklat ini akan menjadi program rutin MUI Riau sebagai wadah pembinaan generasi muda yang peduli pada literasi media dan etika pemberitaan.
Dengan semangat Hari Sumpah Pemuda, diklat jurnalistik ini menjadi bukti bahwa pers bukan hanya alat penyampai berita, melainkan sarana mencetak generasi kritis, beretika, dan berdaya saing di era 5.0.
Liputan : ZHAFRAN
Editor :Tim Sigapnews