Ketum MUI Riau Kupas Metode Tazkiyatul Nafsi di Mutiara Pagi RRI Pekanbaru
Ketum MUI Provinsi Riau, Prof. Dr. KH. Ilyas Husti, MA, hadir sebagai narasumber utama dalam program 'Mutiara Pagi' RRI Pro-1 Pekanbaru.
PEKANBARU – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau, Prof. Dr. KH. Ilyas Husti, MA, hadir sebagai narasumber utama dalam program 'Mutiara Pagi' RRI Pro-1 Pekanbaru untuk membahas tema “Metode Tazkiyatul Nafsi dalam Perspektif Tasawuf.”
Siaran berlangsung pukul 05.30–06.00 WIB dan dipandu presenter Suci Raslia, Kamis (27/11/2025).
Dalam penyampaiannya, Prof. Ilyas menegaskan bahwa tazkiyatul nafsi—pembersihan jiwa merupakan inti ajaran tasawuf yang sangat relevan di tengah tekanan hidup modern.
Guru Besar UIN Siska juga menjabarkan bahwa pembersihan hati tidak cukup dilakukan melalui ritual formal, tetapi memerlukan proses penyadaran dan latihan yang berkelanjutan.
“Tazkiyatul nafsi adalah proses panjang untuk mengendalikan dorongan negatif. Ini membutuhkan muhasabah, dzikir, dan kesungguhan dalam memperbaiki diri setiap hari,” ujar Prof. Ilyas saat siaran langsung.
Ia menjelaskan langkah-langkah praktis yang dapat diterapkan masyarakat, mulai dari menjaga niat, memperbaiki akhlak dalam pergaulan, hingga menguatkan hubungan spiritual dengan Allah.
Menurutnya, kesalehan sosial tidak mungkin tercapai tanpa kebersihan batin.
Prof. Ilyas menilai maraknya konflik sosial, ujaran kebencian, dan kegelisahan mental di era digital berakar dari lemahnya kontrol diri.
“Jika individu kuat secara batin, masyarakat juga akan stabil. Tasawuf menjadi benteng moral agar kita tidak terprovokasi oleh keadaan sekitar,” tegasnya.
Prof. Ilyas Husti menjawab dengan pendekatan aplikatif agar mudah diterapkan oleh masyarakat umum.
Presenter Suci Raslia mengatakan siaran kali ini mendapat respons positif karena menyentuh problem spiritual masyarakat modern.
Ia menilai penjelasan Prof. Ilyas sangat mudah dicerna dan menyasar kebutuhan pendengar.
Selain memberikan tausyiah, Prof. Ilyas juga menyampaikan harapannya agar RRI terus menjadi ruang edukasi keagamaan yang mencerdaskan publik.
“RRI memiliki peran strategis dalam membimbing umat. Semoga program seperti ini terus diperkuat", ucapnya.
Melalui Mutiara Pagi, Ketum MUI Riau berhasil menghidupkan kembali semangat tasawuf yang sederhana namun mendalam.
Tausyiah ini mempertegas komitmen MUI Riau dalam menguatkan akhlak masyarakat melalui pendekatan spiritual yang lebih membumi.
Editor :Yefrizal