Ketum MUI Riau Sambut Hangat Cendekiawan NU dan LDII, Tegaskan MUI Rumah Besar Umat Islam
Ketum MUI Provinsi Riau, Prof. K.H. Ilyas Husti, M.A., menyambut hangat kunjungan cendekiawan NU Dr. Ahmad Ali, M.D., M.A., bersama jajaran pengurus DPW LDII Riau.
PEKANBARU - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau, Prof. K.H. Ilyas Husti, M.A., menyambut hangat kunjungan cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus Dosen Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta, Dr. Ahmad Ali, M.D., M.A., bersama jajaran pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Riau di Kantor MUI Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, baru-baru ini.
Pertemuan yang berlangsung dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan itu menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antar ormas Islam di Riau.
Prof. Ilyas Husti menegaskan komitmen MUI sebagai wadah pemersatu umat dan pusat koordinasi ormas Islam di Bumi Lancang Kuning.
“MUI ini rumah besar umat Islam, siapa saja boleh masuk. Kami semua di sini Khadimul Ummah (pelayan umat) sekaligus Shohibul Amanah (mitra pemerintah),” tegas Prof. Ilyas Husti didampingi Kepala Kantor MUI Riau Drs. Aprizal DS, Sekretaris Ir. Harmansyah, dan Humas Yefrizal.
Kunjungan Dr. Ahmad Ali ke Riau merupakan bagian dari riset nasional untuk buku ketiganya yang berjudul “Nasionalisme dan Peran Dakwah LDII di Indonesia.”
“Saya sudah meneliti sistem dan corak pendidikan LDII dari Sabang sampai Merauke. Kini saya fokus meneliti peran dakwah dan nasionalisme LDII. Riset ini akan menghasilkan data tebal, sekitar 700 halaman,” ungkapnya.
Ketua DPW LDII Riau Dr. Imam Suprayogi dan Sekretaris Ir. Budi Mulyono turut mendampingi kunjungan tersebut.
Dalam diskusi yang terbuka dan produktif, para tokoh Islam itu menyoroti pentingnya kolaborasi ulama, akademisi, dan ormas Islam dalam memperkuat dakwah kebangsaan dan ketahanan moral masyarakat.
Prof. Ilyas Husti juga menegaskan sikap tegas MUI Riau dalam menjaga nilai agama dan budaya Melayu.
“Marwah Riau sebagai daerah Melayu adalah harga mati. Saya tidak takut tekanan siapa pun, karena tugas kami menjaga norma dan moral masyarakat. Benar harus benar, salah harus salah,” ujarnya lantang.
Selain itu, ia mengapresiasi LDII yang aktif mengembangkan dakwah ekonomi dan pemberdayaan umat.
“Saya suka LDII karena dakwah ekonominya berperan. Orang salat itu harus kaya, karena perintah zakat berarti perintah untuk menjadi kaya,” tambahnya.
Pertemuan ini menandai langkah nyata dalam memperkuat ukhuwah Islamiyah antar ormas di Riau. MUI Riau berkomitmen terus menjadi jembatan sinergi umat untuk menghadapi tantangan keagamaan, sosial, dan kebangsaan di masa depan.
Sinergi antara MUI, NU, dan LDII diharapkan menjadi teladan bagi ormas Islam lainnya dalam membangun kekuatan moral dan intelektual umat, sekaligus memperkuat marwah keislaman dan kemelayuan di Riau.
Editor :Yefrizal