Ketum MUI Tegaskan Peran Kuat MUI Perkuat Kurikulum PAI SMA

Ketum MUI Provinsi Riau, Prof. Dr. H. Ilyas Husti, M.A., menyampaikan materi penting dalam acara Terpumpun Telaah Kurikulum PAI di Sekolah Menengah Atas yang digelar KPK MUI Riau, di Hotel Evo, kota Pekanbaru.
Pekanbaru – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau, Prof. Dr. H. Ilyas Husti, M.A., menyampaikan materi penting dalam acara diskusi Terpumpun Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Atas yang digelar Komisi Pendidikan dan Kaderisasi (KPK) MUI Riau, di Hotel Evo, kota Pekanbaru, Minggu (28/9/2025).
Acara ini menekankan urgensi penguatan kurikulum PAI agar mampu menjawab tantangan zaman sekaligus membentuk karakter pelajar yang moderat dan berakhlak mulia.
Dalam paparannya, Prof. Ilyas menegaskan bahwa MUI memiliki peran strategis dalam menjaga kemurnian akidah sekaligus mengawal kurikulum PAI di sekolah.
“MUI bukan hanya otoritas keagamaan, tetapi juga rujukan moral bagi bangsa. PAI harus relevan dengan perkembangan zaman, tanpa kehilangan ruh Islam wasathiyah,” ujarnya di hadapan peserta.
Ia menyoroti bahwa kurikulum PAI tidak boleh berhenti pada aspek kognitif semata. Lebih dari itu, pendidikan agama harus memperkuat karakter pelajar melalui nilai ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, hingga ukhuwah insaniyah.
“Tantangan moral generasi muda semakin kompleks. Karena itu, kurikulum PAI wajib membentuk akhlak karimah dan sikap toleran,” tegasnya.
Selain itu, MUI juga aktif memberikan masukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama terkait substansi ajar PAI.
Menurut Prof. Ilyas, peran ini meliputi penyaringan materi, penyusunan buku ajar, hingga penguatan konten berbasis Islam moderat.
Lebih jauh, ia mendorong kolaborasi erat antara MUI, guru, dan sekolah melalui seminar, workshop, hingga sertifikasi tenaga pendidik.
“Guru PAI perlu terus dibina agar sejalan dengan visi moderasi beragama. Tanpa guru yang kuat, kurikulum tidak akan berjalan maksimal,” jelasnya.
Tidak hanya itu, MUI juga dituntut adaptif terhadap isu kontemporer seperti etika digital, multikulturalisme, lingkungan hidup, hingga ekonomi syariah.
Prof. Ilyas menekankan pentingnya pengawasan berkelanjutan atas implementasi kurikulum PAI di sekolah, sekaligus mengadvokasi peningkatan kualitas dan anggaran pendidikan agama.
Acara ini menjadi momentum penting bagi MUI Riau dalam mendorong pembaruan kurikulum PAI di tingkat SMA. Dengan pengawalan ketat dari MUI, diharapkan pelajar tidak hanya memperoleh pengetahuan agama, tetapi juga siap menjadi generasi moderat yang mampu menjaga harmoni bangsa.
Diskusi ini dihadiri Asisten I dan sekaligus PLT Kepala Biro pemerintah provinsi Riau, Drs. H. Zulkifili Syukur, MA, akademisi, dosen, guru SMA Negeri di Pekanbaru, dan para ulama.
Acara ini juga menegaskan kembali bahwa peran MUI dalam dunia pendidikan tidak sekadar simbolik, melainkan nyata dan strategis. Jika langkah ini dijalankan konsisten, kurikulum PAI di SMA dapat menjadi benteng moral sekaligus jembatan menuju generasi emas Indonesia 2045.
Editor :Yefrizal